9/23/05

Inovasi Ala Mahasiswa

Mahasiswa memang sosok yang unik dan kreatif terutama dalam hal eksplorasi ide. Hal ini tampak pada kontes Cerebrovit Marketing Innovation Award (CMIA) 2005. Lomba yang ditujukan untuk mahasiswa, S-1 dan S-2 dalam dua kategori, yakni inovasi konsep/strategi dan inovasi produk. Ajang yang baru pertama kali diselenggarakan majalah MIX bersama Direxion Strategy. Ide-ide mereka bukan saja brilian tapi juga penuh kejutan, mulai dari ide pengalaman berpetualang di Jakarta, sampai jamur yang disulap menjadi sereal. Mari kita intip ide-ide jitunya!

Sumber: Majalah Mix No. 09 (20 September – 15 Oktober 2005)

Statistik Naksir Pemasaran

Arjuno Eko Putro (FMIPA, IPB)

Juara 1, Inovasi Konsep/Strategi CMIA 2005
Jatuh cinta sama pemasaran setelah mengetahui ternyata statistika kimia bisa diterapkan dalam pemasaran. Arjuna dari IPB ini mengadaptasi teknik QSAR (Quantitative Structure—Activity Relationship) yang biasa digunakan dalam disiplin ilmu kimia untuk riset pemasaran.
Menurutnya hasil persamaan linear berganda yang dihasilkan metode ini lebih sah dan stabil karena mempertimbangkan multi korelasi dan multikolinearitas antara variabel prediktornya.
Lalu, apa gunanya dalam pemasaran?
Arjuna memaparkan bahwa teknik ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat kekuatan pesaing atau berbagai variabel yang berhubungan dengan pesaing. Konsep ini sangat menarik untuk memetakan lanskap persaingan bisnis.

3 v 4

Jakarta bagi Jiwa Pemberani

Retno Nindya P [Marketing - Binus]
Juara 2, Inovasi Konsep/Strategi, CMIA 05
Kreativitas hanyalah melihat dari sisi yang berbeda. Hal ini dibuktikan oleh Retno, dengan melihat citra negatif Jakarta seperti kemacetan dan tingkat kriminalitas tinggi sebagai suatu nilai jual tersendiri. Menurutnya, Jakarta bisa diposisikan sebagai kota penuh tantangan dan petualangan. Lihat saja tag-line yang ditawarkan, “Jakarta Punya Cerita”.
Retno mengakui, ada dua kemungkinan ekstrim dari wisatawan atas konsep tersebut, yaitu merasa tertantang dan datang, atau malah takut dan tidak berpikir untuk datang ke Jakarta. Strategi penyampaian pesannya katanya, bisa digunakan dengan memakai humor sarkastik, menggunakan kelemahan sebagai kekuatan, dan jangan sekali-kali menjanjikan turis keindahan, karena Jakarta memang bukan surga. Hmm... Jadi penasaran nih berpetualang ke Jakarta. :-)
3 v 4

Wajib Belajar Marketer

Renato Horison (IPB)

Juara 3, Inovasi Konsep/Strategi, CMIA 05
Marketing pada hakekatnya adalah sebuah proses pembelajaran terhadap berbagai perubahan yang terjadi dipasar. Proses belajar ini, menurut Renato, harus terus dilakukan untuk menghadapi perubahan lanskap bisnis. Proses belajar meliputi empat tahap, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together. Renato menamakan konsepnya sebagai educational marketing.
Tentu saja, tujuan akhir proses pembelajaran marketing ini adalah untuk menciptakan inovasi baik dalam produk, strategi pemasaran maupun mencari pasar baru. Selain proses pembelajaran, menurut Renato, para Marketer juga memiliki intensi untuk selalu menambah wawasan tentang berbagai hal dan ilmu pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan ini akan sangat membantu dalam memperkaya detail inovasinya.

3 v 4

Sonner untuk Spot CRM

Rangga Almahendra [MM-UGM] Juara 1, Inovasi Konsep/Strategi, CMIA 05 Inovasi yang dinamai sebagai Sonner Spot ini cara kerjanya tak jauh beda dengan pemanfaatan Wi-fi yang ada selama ini. Rangga merancang Sonner Spot sebagai BTS mini pada area terbatas yang merupakan pengembangan dari teknologi bluetooth dan infra red yang kerap digunakan pada teknologi seluler akhir-akhir ini. Pendekatan yang dilakukan oleh konsep ini sangat personal, dalam arti, baik pelanggan dari Consumer to Consumer (C2C), Business to Business (B2B), dan Business to Consumer (B2C) yang mendapatkan keuntungan yang spesifik, dan sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas inipun memungkinkan transfer data, video streaming, dan image. Hebatnya, tanpa biaya! Untuk pelanggan B2B, mereka dapat memanfaatkan inovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Contohnya untuk reservasi, pertukaran data bahkan kartu bisnis elektronik. Interkoneksi dengan media seperti fax, mesin fotocopi, PC dan printer bisa menajdikan Sonner Spot sebagai standar komunikasi bisnis di masa datang.

3 v 4

Khawatir? Belanjalah!

Fidelis Indriarto (MM-UNDIP)

Juara 2, Inovasi Konsep/Strategi, CMIA 05
Ternyata ada korelasi yang erat antara rasa khawatir (worry) dan motivasi seseorang membeli produk. Lewat makalah berjudul “To Create Worry & Win The Comfort Share,” Fidelis mengungkapkan bahwa kekhawatiran merupakan situasi diri yang tidak seimbang (galau, was-was). Situasi ini menjadi motif bagi seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan agar tercapai keseimbangan diri.
Seseorang baru merasa nyaman dan seimbang apabila kekhawatirannya bisa dihilangkan dengan cara membeli dan mengkomsumsi produk. Asyik..! Keseimbangan baru ini merupakan peluang bagi munculnya worry stimulation baru lainnya yang akan ditindaklanjuti dengan upaya pencapaian keseimbangan baru lain.
3 v 4

Spritual Marketing

Ardhianto Nugroho [MM-UGM]

Juara 3, Inovasi Konsep/Strategi, CMIA 05
Trust merupakan satu kata kunci penting dalam bisnis. Dengan membangun trust konsumen maka perusahaan bisa mendapatkan loyalitas konsumen. Menurut Ardhianto, Ketika konsumen sudah dijejali ratusan bahkan ribuan informasi tentang product knowledge, biasanya mereka agak misleading dalam membuat keputusan membeli. Untuk menghidari itu, biasanya konsumen berpegang kepada trust dalam melakukan eksekusi, karena itulah trust bagi produsen menjadi sangat penting. Spritual Marketing (SM) ala Ardhianto pada dasarnya adalah upaya menjadikan semangat spritual karyawan sebagai landasan dan komitmen dalam melakukan tugasnya sehari-hari. Menurut Ardhianto, ada tiga langkah yang wajib dilakoni perusahaan dalam mengaplikasikan konsep SM-nya. Pertama, membangun komitmen ditubuh manajemen. Sebelum menerapkan konsep SM, kata Ardhianto perusahaan perlu mempertimbangkan kembali misi dan tujuannya karena SM menuntut perubahan cara pandang. Langkah selanjutnya, katanya adalah membangun platform spritual. Dalam tahapan ini katanya. Ada dua langkah yang wajib ditempuh yankni membangun kemampuan manangani komplain dan membangun kemampuan mendeliver experiences kepada konsumen. Langkah terkahir adalah membangun strategi relationship.

3 v 4

Sereal Anti Kanker

Nira Pusta & Yuliana [UNIBRAW]

Juara 1, Inovasi Produk, CMIA 05
Obat dalam bentuk sereal? Mengapa tidak. Duo Nira Pusta H dan Yuliana PKM dari universitas Brawijaya, mengangkat Jamur Shitake—yang selama ini dikenal sebagai jamur anti kanker dan antivirus—menjadi produk industri melalui diversifikasi olahan berupa sereal breakfast. Selama ini untuk keperluan pengobatan, jamur Shitake lebih banyak dikemas dalam bentuk serbuk atau ekstrak kapsul .
Nah, pertimbangan nilai guna dan ekonomis jamur shitake, duo ini menawarkan pengolahan shitake dalam bentuk sereal. Menurut mereka produk tersebut akan menyasar segmen menengah atas, dengan target utama para penderita kanker dan orang yang berpotensi kanker. Segmen ini ditengarai rata-rata punya kesibukan yang padat sehingga kurang punya waktu untuk mengolah sendiri Jamur Shitake sebelum dikomsumsi. Ada yang tertarik mengeksekusi ide brilian ini?

3 v 4

Pewarna Alam Batik

Rahma Sofiawati [FK Hewan–UGM]

Juara 2, Inovasi Produk, CMIA 05
Mahasiswi ko-asisten FKH UGM ini berhasil menemukan teknik yang dapat menyingkat proses pewarnaan batik dengan bahan pewarna tanaman. Dari satu bulan menjadi hanya dua hari. Luar biasa! Rahma memaparkan beberapa jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai bahan pewarna antar lain buah pinang (untuk menghasilkan warna coklat), bunga srigading (kuning emas), bunga bougenville (merah muda), kulit akar mengkudu (merah) dan daun jati (merah marun). Inovasi ini bisa pula dikembangkan ke produk massal dengan cara membuat ekstrak warna dari tanaman menjadi serbuk (powder). Inovasi ini bisa membantu bisnis Anda?

3 v 4

Culture Airlines

Elsa Silitonga & Maria Sianturi (ATMAJAYA – JOGJA)

Juara 3, Inovasi Produk, CMIA 05
Bayangkan ini! Anda naik pesawat dengan tujuan penerbangan Jogja. Interior kabin pesawat dengan nuansa etnik Jawa, sarung kursi dibalut dengan kain batik dan pramugari berkebaya khas Jogja. Bahkan, Gudeg, Gado-Gado, dan Pecel pun tersaji dalam menu makanan. Selain menikmati atmofsir etnik diatas, bayangkan juga asyiknya mendapatkan cindera mata khas daerah secara gratis.
Ide brilian yang menawarkan pengalaman baru bagi penumpang. Sebuah pengalaman yang kaya nuansa budaya. Begitu kira-kira konsep KITA (Kampoeng Indonesian Tours Airlines) yang digagas duo dari Unika Atmajaya Jogja. Target pasar yang dibidik adalah para calon wisatawan dari manca negara yang ingin berkunjung ke Indonesia. Bagaimana reaksi Anda, jika sebagai penumpang di Airlines berbasis budaya ini?
3 v 4

Hemat ala Petambak Udang

Gogor Handiwibowo & Irawati [MM – ITS]

Juara 1, Inovasi Produk, CMIA 05
Kalo bisa hemat mengapa harus boros? Begitu kira-kira solusi yang dihadirkan oleh Wind Aerator, mesin penjaga kandungan oksigen air tambak. Alat yang digerakkan oleh tenaga angin—biasanya digunakan bahan bakar solar. Selain bisa menjalankan proses aerasi didalam tambak udang, wind aerator juga bisa menjaga homogenitas air dan mengumpulkan kotoran air.
Alat ini bisa menghemat 95% biaya yang seharusnya dialokasikan untuk pembelian Solar. Mari kita cermati kalkulasinya, bila jumlah rata-rata penggunaan solar setiap hari per hektar adalah 190 liter, dengan masa panen rata-rata 100 hari. Maka dibutuhkan 19.000 liter solar per hektar tambak tiap panen. Sedangkan harga Solar di pasar Rp 2.100 per liter, maka biaya operasional (untuk membeli solar) per hektar per masa panen adalah sekitar 40 Juta.
Dengan Wind Aerator petani udang tambak mempu menghemat biaya operasional minimal 36 Juta per hektar. Anda tertarik untuk berhemat?
3 v 4

Generasi Berkilau

Marlin Silviana & Yolanda Effendi [MM-PMulya] Juara 2, Inovasi Produk, CMIA 05 Duo mahasiswi MM Prasetya Mulya ini tergolong nekat, karena menyodorkan ide produk baru yang belum pernah ada dipasaran. Produk yang diberi nama Sparks Hair Refresher with Vitamin. Produk hair care (perawatan rambut) ini menyasar pasar berdasarkan georafis dan psikografis, yakni perempuan (rambut panjang/pendek/ dicat bahkan yang berjilbab), remaja (15-24 tahun), dengan ciri gaul dan menjadi bagian dari satu kelompok, senang traveling, berpenampilan menarik, senang belanja di mall dan supermarket. Nama Sparks mempunyai makna “berkilau”. Nama ini dipilih karena dianggap dapat merepresentasikan pribadi pemakai sebagai ribadi berkilau, muda, enerjik, ceria, percaya diri, dan diterima dengan baik oleh lingkungan sekitarnya.

3 v 4

Prepaid Card

Alex Hartono [MM-UGM]

Juara 3, Inovasi Produk, CMIA 05
Mahasiswa MM UGM ini mencoba berinovasi dengan Prepaid Credit Card(PCC). Produk yang bisa dibeli layaknya voucher handphone. Berbeda dengan kartu kredit dan debit, PCC dicetak tanpa nama pemilik maupun bank penerbit. Dengan demikian siapapun bisa memanfaatkan PCC .
Membidik pasar usia 12 – 34 tahun. “anak-anak muda yang suka kongkow dengan teman se-gank, orang tua yang membelikan kartu untuk anak mereka, pelajar, orang-orang yang takut berhutang, hingga orang-orang yang sangat konsen dengan nilai iuran tahunan kartu kredit maupun debit.
Kemudahan yang ditawarkan adalah konsumen tidak perlu takut dengan utang yang bakal menggunung atau iuran tahunan plus interest rate. Konsumen tinggal membeli langsung PCC dari penerbit atau bank yang memilki kerjasama dengan penerbit PCC. Bahkan PCC, bisa dibeli di agen atau point of sales yang ditunjuk dari resmi oleh penerbit PCC. Seperti isi ulang voucher handphone, memiliki PCC perdana hanya dikenai biaya pembuatan kartu plus nilai rupiah yang diinginkan pemilik untuk tersimpan di PCC.
3 v 4