Jawara ILM Creadtive 06
263 karya berlomba 50 tersaring7 finalis, dan hanya satu yang berhak mengantongi DUIT 4 juta rupiah. Pemenangnya Adalah…klik ajah!Note: to detail ke sini...
connecting indonesian amazing students
263 karya berlomba 50 tersaring7 finalis, dan hanya satu yang berhak mengantongi DUIT 4 juta rupiah. Pemenangnya Adalah…klik ajah!Note: to detail ke sini...
Galluh Rahmi Pangesti dinobatkan sebagai mahasiswa teladan UGM di tahun 2006, setelah menyisihkan 36 wakil dari fakultas-fakultas di lingkungan UGM. Mahasiswa FIB UGM Jurusan Sastra Inggris angkatan 2003 ini, dinilai mampu dan memenuhi berbagai kriteria persayaratan, seperti prestasi di bidang akademik, memiliki kemampuan membuat karya tulis berbahasa Inggris, pembicara seminar, berbahasa Inggris aktif, dan lulus tes psikologi/kepribadian. Galluh bukan mahasiswa bertipe Study Oriented. Dia memiliki kesibukan di luar kampus. Disamping kuliah, dirinya juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) English Speaking Club di FIB UGM. Selengkapnya…
By Glenn Semenjak pertama kali buka-buka iklan, gue jatuh cinta pada iklan-iklan klasik zaman David Ogilvy, Leo Burnett, Bernbach dan banyak lagi. Sampai sekarang banyak iklan dari era tersebut masih dimuat pada buku-buku iklan masa kini. Dan sampai sekarang, siapa bisa lupa iklan Rolls Royce Alarm Clock? Lemon VW? Buat gue pribadi, iklan pada zaman itu adalah literatur yang sampai sekarang masih sering gue buka.
Saat ini, gue punya satu pertanyaan. Dari mana para guru periklanan dunia itu mendapatkan inspirasinya? Dari mana mereka mempelajari tentang iklan? Yang pasti, belum ada Archive. Apalagi internet. Tapi bagaimana iklannya bisa mengembara melintasi benua dan tetap relevan untuk hampir semua umat di dunia? Apa inspirasi Bernbach, sehingga iklannya bisa berlayar puluhan tahun dan setiap kali melihatnya kita masih bisa mengaguminya? baca terus...ini kami kutip dari iklan kompas (lupa tanggal berapa). strategi beriklan yang cerdas sekaligus memberi apresiasi sama mahasiswa brilian-nya. patut dicontoh kampus-kampus lain nih. salut deh ama binus. oke, imajineo turut ngucapin selamat para jawara yang telah mengharumkan nama binus dan indonesia di level internasional. inilah binus amazing students:2nd Asian Universities Debating Champship 2006, Manila, Philippines, May 18-26, 2006 Champion E for L Category
Bagaimana dengan Anda? Lagu apa yang menjadi soundtrack hidup Anda?
Setiap tahun dkv binus menetaskan bakat-bakat muda di bidang grafis. asyiknya, yang tugas akhirnya membuat decak kagum sang dosen, mendapatkan kesempatan pamer karya dalam fres n brite. Acara yang dielar 6 Desembar lalu, bertempat di Joseph Wibowo Center, DKV Ubinus. Yuk, kenalan ama 'Alpha Squad" yang buat sang dosen berdecak kagum!
by Heykal sya'banMELEPAS kepenatan dari beban kuliah yang padat bisa dengan cara apa saja. Tetapi, bagi Ananda Teguh Prakoso, refreshing harus tetap berhubungan dengan mata kuliah. Itulah yang kemudian menjadi alasan bagi mahasiswa Teknik Informatika STT Telkom Kabupaten Bandung, ini untuk mengkoordinir teman-temannya menyelenggarakan game online dengan tajuk Telkom Cyber Cup pada Senin hingga Rabu (4-6/11) malam di gedung serba guna kampusnya."Walaupun game, tapi masih berhubungan dengan information technolgy, jadi benang merahnya masih dapat," kata Ananda, saat ditemui Kampus, Senin (4/12).*selengkapnya... KampUs
Sebentar lagi jika anda mengetik “Myrdalism” di kotak pencarian situs MySpace, maka yang akan muncul bukan daftar karya ekonom-politikus Swedia terkemuka Gunnar Myrdal, melainkan lima film pendek dan satu video klip (“Carousel” dari band Sound at Regional States) garapan Muhammad Myrdal, 19 tahun, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung. “Sebagian besar karya saya masih terpajang di YouTube, ujarnya. YouTube adalah “situs gaul” seperti MySpace, hanya lebih fokus pada penayangan film-film pendek sineas independen mancanegara.Keinginan Myrdal memanfaatkan MySpace sebagai etalase virtual bagi karyanya bukan tak beralasan. Kendati pernah mengikuti Festival Film Pendek Islam 2006 di Bandung dan meraih penghargaan sebagai sutradara termuda, Myrdal masih kecewa karena tak bisa mengikuti kompetisi film dokumenter award yang diselenggarakan Metro TV. “Waktu itu karena status saya masih pelajar SMA, saya tidak boleh ikut,” katanya. Di dunia maya, tak ada batasan umur yang bisa mengerangkeng kreativitasnya.Maka sambil mempelajari gaya penyutradaraan sutradara favoritnya Mel Gibson pada The Passion of the Christ (“sudut pengambilan kamera dan lighting-nya gila banget,” kata Myrdal) ia terus menyempurnakan kecakapannya dalam membesut film pendek dan dokumenter. “komunitas pembuat film di Myspace memungkinkan terjadinya diskusi intensif antar sutradara dari berbagai negara,” katanya.Tapi omong-omong soal namanya yang tak lazim dikuping Indonesia itu?” Ayah saya memang ekonom dan mengaku terinspirasi dengan kehebatan Gunnar Myrdal,” kata Myrdal Van Bandoeng ini. “Mungkin suatu saat akan saya coba buat versi film dokumenternya sendiri.” Katanya tertawa.Sumber: Majalah Tempo Edisi 25 September – 1 Oktober 2006)
IDE AWARDS Ide Awards adalah kompetisi kreatif Mahasiswa dengan bingkai nasionalisme. Tujuan lomba ini sangat mulia, menggali kembali nasionalisme yang dikomunikasikan melalui ide-ide kreatif. Lomba ini dibagi tiga tema, yaitu:
Dari 3-12 Agustus 2006, Fithiya Findie, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan (UNPAR). Peserta seminar Mahasiswa bertema Global Citizenship-Peace yang diselenggarakan oleh International Network of University (INU). UNPAR adalah satu-satunya universitas yang berasal dari Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Fithiya mendapat banyak pengalaman berharga dari even ini, salah satunya adalah semangat belajar kelompok Pelajar/Mahasiswa Jepang. Dengan cara ini diharapkan bisa terjadi transfer ilmu diantara anggota kelompok, selain itu tujuan kelompok tersebut untuk memperkuat hubungan pertemanan ditengah-tengah kelompok belajar tadi, sehingga pada akhirnya selain hubungan akademik, hubungan interpersonal pun diperkenalkan.
FDGI & Friends ke-9 berlangsung di QB Kemang, Sabtu Malam, 20 Mei 2006 lalu. Acara yang dimoderatori Arif PSA, S.Sn (Asimetris, Jakarta) tersebut menghadirkan Arief Budiman. S.Sn (Petakumpet, Yogyakarta) sebagai pembicara tunggal. Jika diringkas, tips yang dibagikan Arief dalam presentasi singkat bertema, “The Power of Local Ideas’, kurang lebih seperti ini: Ciptakan hal baru dari keseharian yang terlanjur dianggap wajar/biasa. Caranya?
Ambil jarak, lalu bayangkan melihat rumah kita dari sudut pandang seekor burung elang (bird’s view) / katak (frog view) atau bayangkan melihatnya dari permukaan bulan. Arief menganjurkan agar mata tak digunakan sekadar merekam realita, tapi juga menangkap potensi, karena sesuatu yang biasa bagi seseorang, bisa dipandang sebagai peluang dari orang lain. Misalnya, dalam pandangan seorang visioner, setumpuk sampah bisa menjadi berton –ton pupuk atau karya seni instalasi. Arif juga menyinggung bahwa Issac Newton mendapatkan teori gravitasinya ‘hanya’ dengan mengamati buah apel; dan IDEO, sebuah perusahaan desain paling inovatif di Amerika, mendapatkan ide-ide besarnya dari tempat pembuangan sampah, toko mainan, supermarket, dan taman kanak-kanak. Lebih jauh mengenai ide lokal, Arief mengambil contoh blankon yang di-trace agar lebih ngepop, sebagai elemen lama yang ditreatment khusus. Menurutnya, dalam mencari ide, desainer harus berani menabrak pagar. “Pernah memikirkan untuk menikah di kuburan? Pernah merenungkan sebuah ide di atas pohon kelapa? Jika Anda jagoan menggambar dengan tangan kanan, pernahkah menggambar dengan tangan kiri? Menulis sambil menutup mata? Berjalan normal sambil tersenyum dalam hujan lebat melewati orang yang sedang berlarian atau berteduh? Makan nasi dengan lauk buah-buahan? Minum kopi sambil—Sorry—buang air besar?” Demikian beberapa pancingan yang dilontarkan Arief dalam kumpul-kumpul yang dihadiri desainer, mahasiswa dan peminat grafis. Sesi tanya jawab pun bergulir seru, nyaris 3 jam! (Sumber: Concept VOL02EDISI12’2006)
Tim Gatot Kaca yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (Narenda Wicaksono, Wildan Fakhri dan Hardani Maulana) serta satu mahasiswa Kedokteran Universitas Padjadjaran (Renaldi Prasetia) akhirnya berhasil memenangkan Imagine Cup 2006 Indonesia Software Design melalui kreasi rancangan piranti lunaknya yang disebut project Sigap! Tim ini kemudian akan dikirim bersama tim Academic Developer Evangelist Microsoft Indonesia untuk berkompetisi mewakili Indonesia pada ajang serupa tingkat internasional, yaitu Worldwide Software Design Invitational of Imagine Cup 2006 yang akan berlangsung di New Delhi, India, pada bulan Agustus ini. Selengkapnya...
Steven covey pernah ngomong, "karakter kita pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan". Ia mengutip sebuah pepatah yang berbunyi, “ taburlah gagasan, tuailah perbutan, taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan, taburlah kebiasaan, tuailah karakter, taburlah karakter, tuailah nasib.” Apakah yang dimaksud kebiasaan? Steven Covey, menjelaskan atau mendefinisikan kebiasaan sebagai titik pertemuan antara:
Pengetahuan adalah paradigma teoritis apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan Keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukannya. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup kita, maka kita harus mempunyai ketiga hal itu. Kebiasaan adalah faktor terkuat dalam hidup kita, karena konsisten dan sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan secara terus menerus setiap hari mengeskpresikan karakter kita dan menghasilkan efektivitas atau ketidakefektifan kita. YAP!
Merubah kebiasaan bukanlah suatu perbaikan segera. Diperlukan suatu proses dan komitmen luar biasa untuk itu. Can Do?
TIM INDONESIA berhasil memenangi peringkat 3 untuk kategori undergraduate (S-1) pada putaran final International L’OREAL e-Strat Challenge Episode 6, kompetisi strategi bisnis virtual yang diselenggarakan di Paris, Perancis, 12 April 2006. Tim Indonesia yang bernama Concord dari Fakultas Ekonomi Indonesia (UI) yang beranggotakan Dharma Satriadi, Aan Budiarto, dan Arif Medianto bersaing ketat dengan finalis dari 7 zona lainnya yang berasal dari sekolah-sekolah bisnis ternama dunia seperti London Business School (Inggris), Indiana University atau Kelley School of Business (AS), dan university of science dan technology of China.Dari sekitar 35.000 Mahasiswa yang mendaftar dari seluruh dunia, yang berasal dari Indonesia adalah tercatat 412 tim atau 1.236 orang. Sebanyak 47 tim atau 141 mahasiswa lolos seleksi awal untuk bertanding di tingkat internasional, yaitu mahasisea tingkat S1 dan MBA dari Magister Manajemen UI, ITB, Prasetya Mulya, Ubinus, UGM, dan Unpad.Sumber: Business Week, edisi Indonesia, 3/5/06
Layang kencana adalah ajang apresiasi dunia periklanan di Jawa Barat. Pada ajang yang baru pertama kali digelar ini terdapat dua kategori utama, yakni layang kencana utama untuk profesional dan layang kencana muda untuk mahasiswa. Untuk layang kencana muda bentuk iklannya adalah Public Service Advertisement (PSA) dengan dua tema, yaitu kebersihan, ketertiban dan keindahan (K3) dan pengangguran. Inilah jawara-nya.Media CetakBandung yang sempat dijuluki sebagai “kota sampah” menginspirasi Dela Laela De Mardeen (Periklanan, Fikom Unpad, ’04) dan timnya untuk membuat iklan "Kolam Renang Sampah". Iklan yang menggambarkan seorang lelaki yang siap terjun ke gundukan sampah, lengkap dengan ban untuk renangnya. Kreativitas iklan ini diganjar dengan gold untuk kategori K3. Lain lagi cerita Herbert Hans (DKV ITB ’03), pemenang gold untuk tema pengangguran. Ia bersama rekannya, Rani Utami, mengaku berangkat dari data. "Data menunjukkan bahwa di Bandung, antara angkatan kerja dan lapangan kerja tidak sebanding. Dari data itu, lalu kita berpikir, mereka yang tidak mendapat pekerjaan mau ke mana?" Herbert pun mengeksekusi konsep tersebut ke dalam iklannya yang berjudul "Koran". "Biasanya yang kita lihat di koran, perusahaan ini mencari pegawai itu. Makanya saya buat iklan yang membuka lowongan bukan untuk mencari pegawai, tapi untuk mencari pencuri, pengemis, dsb. Sedangkan pemenang silver untuk tema pengangguran diraih oleh Angga Sulistya dan Aji Arya Prabowo (Periklanan, Fikom Unpad ’03). Karyanya yang berjudul "KTP Pengangguran". Iklan yang menggambarkan sebuah KTP dengan tercantum status sebagai pengangguran. Pemilik KTP itu pun menutup wajahnya sendiri dalam fotonya, tanda ia malu akan status yang disandangnya.Media TelevisiTaufan Sofian dkk (DKV Unpas ‘02) meraih bronze lewat karyanya berjudul "Ayah Sayang". Mahasiswa yang gandrung multimedia ini juga pernah menjadi nominator dalam Global Indie Film Festival lewat film First Day. Aji Arya Prabowo dan teman-temannya juga mendapat silver untuk Media TV tema K3. Dalam karya yang berdurasi 58 detik dan diberi judul "K3 Tanggung Jawab Bersama" itu, bercerita tentang seorang pengangguran yang tengah frustrasi akibat tidak kunjung mendapat pekerjaan. Tak lama ia memutuskan untuk bunuh diri. Lalu datang petugas penyapu jalan yang merasa tidak dihargai, karena susungguhnya K3 adalah tanggung jawab bersama.Sedangkan pemenang gold untuk iklan TV tema pengangguran adalah Indra Satya (DKV-ITB ’02) beserta timnya mengemas iklan berdurasi 30 detik dengan judul "Pengemis". Pesan yang ingin disampaikan adalah betapa berharganya sebuah pertolongan berbentuk kesempatan kerja. "Jangan memberi ikan, tapi berilah kail," ujar Indra berfilsafat.(disarikan dari pikiran rakyat, KampUs: 24 Maret 2006)